Barrington, Cambridgeshire, Mandy Hague tampak seperti memiliki banyak nyawa, karena kini ia masih hidup setelah mengalami serangan jantung fatal yang membuatnya berhenti bernapas 22 kali selama 4 jam.
Mandy Hague (44 tahun) seperti hidup kembali setelah 10 tahun yang lalu ia mengalami pertarungan hebat dan keajaiban yang membuatnya tetap hidup meski sudah 'mati' 22 kali.
8 November 2001, Mandy merasakan sakit yang mengerikan di dadanya, setelah selama 6 bulan sebelumnya ia sudah merasa sangat lelah dan sakit konstan di lengannya.
"Rasa sakit itu luar biasa dan aku berkeringat dingin. Saat Ian (suami Mandy) menyalakan lampu, ia berkata 'Mandy wajahnya pusat sekali'. Aku menyuruhnya menghubungi 999," kenang Mandy Hague yang berasal dari Barrington, Cambridgeshire, seperti dilansir Thesun, Kamis (29/12/2011).
Paramedis tiba dalam hitungan menit, langsung memberi Mandy aspirin dan membantunya berjalan ke ambulans. Pandangannya mulai kabur dan ia sadar bahwa ia mengalami serangan jantung.
Setelah tiba di Addenbrooke Hospital, Cambridge, selama 4 jam Mandy mengalami cardiac arrest (henti jantung) sebanyak 22 kali. Beruntungnya, dokter berhasil membawanya kembali bernapas.
Setiap kali tanda-tanda vital di monitor jantung menghilang, dokter dan perawat di crash unit tidak pernah menyerah. Mereka terus menggunakan mesin defibrillator (alat kejut jantung) untuk membuat jantung Mandy kembali berdetak.
"Aku pernah mendengar tentang pengalaman menjelang kematian dan pada satu titik aku menyadari berada di sebuah ruangan dengan banyak orang yang berada di sekelilingku dan aku melihat pengasuhku dulu (yang sudah meninggal) duduk di kursi dekat pintu. Ia berkata 'Kamu belum bisa ikut denganku, tetapi aku akan menunggumu'. Lalu ia menghilang begitu saja," jelasnya.
Setelah jantung Mandy kembali berdetak, ia langsung dipindahkan ke Papworth Hospital, Cambridge, untuk melakukan operasi jantung. Tiga pembuluh darah utama di sekitar jantungnya diblokir, sehingga dokter bedah bisa memasukkan stent jantung.
"Hal berikutnya yang aku tahu aku terbangun pada hari berikutnya di ruang perawatan intensif. Aku merasa lebih baik, tetapi ketika melihat ke bagian dada, aku melihat ada tanda terbakar. Itulah tanda di mana mereka menggunakan defibrillator. Aku senang karena masih hidup dan aku tidak berpikir untuk bertanya apa yang telah terjadi," kenang ibu dua anak ini.
Enam hari berikutnya Mandy sudah diizinkan pulang. Ia masih sangat lemah, namun dalam beberapa minggu setelah serangan jantung, ia mulai merasa sehat lagi.
Mandy Hague (44 tahun) seperti hidup kembali setelah 10 tahun yang lalu ia mengalami pertarungan hebat dan keajaiban yang membuatnya tetap hidup meski sudah 'mati' 22 kali.
8 November 2001, Mandy merasakan sakit yang mengerikan di dadanya, setelah selama 6 bulan sebelumnya ia sudah merasa sangat lelah dan sakit konstan di lengannya.
"Rasa sakit itu luar biasa dan aku berkeringat dingin. Saat Ian (suami Mandy) menyalakan lampu, ia berkata 'Mandy wajahnya pusat sekali'. Aku menyuruhnya menghubungi 999," kenang Mandy Hague yang berasal dari Barrington, Cambridgeshire, seperti dilansir Thesun, Kamis (29/12/2011).
Paramedis tiba dalam hitungan menit, langsung memberi Mandy aspirin dan membantunya berjalan ke ambulans. Pandangannya mulai kabur dan ia sadar bahwa ia mengalami serangan jantung.
Setelah tiba di Addenbrooke Hospital, Cambridge, selama 4 jam Mandy mengalami cardiac arrest (henti jantung) sebanyak 22 kali. Beruntungnya, dokter berhasil membawanya kembali bernapas.
Setiap kali tanda-tanda vital di monitor jantung menghilang, dokter dan perawat di crash unit tidak pernah menyerah. Mereka terus menggunakan mesin defibrillator (alat kejut jantung) untuk membuat jantung Mandy kembali berdetak.
"Aku pernah mendengar tentang pengalaman menjelang kematian dan pada satu titik aku menyadari berada di sebuah ruangan dengan banyak orang yang berada di sekelilingku dan aku melihat pengasuhku dulu (yang sudah meninggal) duduk di kursi dekat pintu. Ia berkata 'Kamu belum bisa ikut denganku, tetapi aku akan menunggumu'. Lalu ia menghilang begitu saja," jelasnya.
Setelah jantung Mandy kembali berdetak, ia langsung dipindahkan ke Papworth Hospital, Cambridge, untuk melakukan operasi jantung. Tiga pembuluh darah utama di sekitar jantungnya diblokir, sehingga dokter bedah bisa memasukkan stent jantung.
"Hal berikutnya yang aku tahu aku terbangun pada hari berikutnya di ruang perawatan intensif. Aku merasa lebih baik, tetapi ketika melihat ke bagian dada, aku melihat ada tanda terbakar. Itulah tanda di mana mereka menggunakan defibrillator. Aku senang karena masih hidup dan aku tidak berpikir untuk bertanya apa yang telah terjadi," kenang ibu dua anak ini.
Enam hari berikutnya Mandy sudah diizinkan pulang. Ia masih sangat lemah, namun dalam beberapa minggu setelah serangan jantung, ia mulai merasa sehat lagi.