Sebuah studi yang dilakukan tahun lalu menemukan kontaminasi isotop karbon-14 tingkat tinggi pada sebuah pohon cemara di Jepang yang mempengaruhi lonjakan berilium-10 di lapisan es Antartika. Hal ini masih menjadi misteri hingga ditemukan jawabannya hari ini.
Seperti yang dilansir oleh The Telegraph (22/1), kemungkinan pada tahun 774 atau 775 sebelum masehi, Bumi sedang diserang oleh sebuah radiasi cahaya tingkat tinggi. Para peneliti meyakini radiasi ini disebabkan oleh tabrakan dua bintang bermassa padat seperti lubang hitam, bintang neutron atau white dwarfs.
Tabrakan dua bintang ini diyakini telah mengakibatkan radiasi besar yang mampu menyebarkan sinar gamma selama satu hingga dua detik. Paparan sinar gamma tersebut memungkinkan untuk menyebabkan terjadinya gangguan pada ekosistem pada waktu itu. Jika radiasi tersebut terjadi saat ini, dampaknya mungkin juga bakal terjadi pada matinya seluruh perangkat elektronik dunia.
Untungnya, pada saat itu, sinar gamma yang terpapar ke bumi tidak cukup besar untuk membahayakan kehidupan di dalamnya. "Jika saja paparan sinar gamma waktu itu lebih dekat dengan bumi bisa dipastikan akan terjadi bahaya yang signifikan di ekosistem kita," kata Dr Ralph Neuhauser, peneliti dari University of Jena, Jerman.
Dalam sebuah jurnal berjudul Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, Dr Neuhauser memperkirakan ledakan tersebut terjadi sekitar 3000 hingga 12 ribu tahun cahaya dari matahari. Hal ini mengakibatkan hanya pohon dan lapisan es saja yang mampu menerima dampak dari radiasi sinar gamma tersebut.
jangan lupa "like" disini yah