Berita mengenai meteor raksasa akan menghantam Bumi jelas bukan berita menyenangkan. Saat menghantam Bumi, meteor akan menyebabkan gempa, tsunami dan badai api.
Namun, para ilmuwan berhasil menciptakan model baru untuk meramalkan dampak dari tabrakan yang disebut-sebut maha dahsyat itu. Hasilnya, model baru ini menunjukkan, kehancuran yang terjadi tak akan separah seperti perkiraan sebelumnya.
Para ilmuwan dari University of Munich berpendapat, prediksi sebelumnya mengenai kerusakan yang bisa terjadi mengasumsikan, Bumi akan tetap berada pada kondisinya tanpa cacat dan bulat.
Namun, bentuk bulat asli planet ini sebenarnya dipenuhi dengan puncak dan palung besar yang akan membantu meredakan gelombang seismik yang muncul. “Setelah meteorit menghantam, gelombang seismik menyebar ke seluruh permukaan Bumi seperti batu yang dilempar ke air,” papar kepala peneliti Matthias Meschede.
Bagi Bumi, perhitungan semacam ini biasanya dibuat menggunakan model yang bulat sempurna dan halus. Namun, tim ini menemukan, fitur permukaan planet ini atau bulan memiliki pengaruh besar pada gempa susulan setelah hantaman meteorit besar. “Jadi sangat penting untuk memperhitungkan faktor ini,” lanjutnya.
Tim Meschede menggunakan model buatan mereka sendiri untuk menghasilkan simulasi baru hantaman meteorit yang menyapu dinosaurus 65 juta tahun silam dan menyebabkan munculnya kawah raksasa Chicxulub yang bisa dilihat dari ruang angkasa.
Batu ruang angkasa ini memiliki massa sama dengan Mountt Everest saat ujungnya menghantam Meksiko dan ekornya masih sepanjang 10.668 meter. Batu ruang angkasa ini sendiri setara ledakan dua juta bom hidrogen.
Namun, tim Munich ini telah meremehkan efek yang akan terjadi dan mengklaim tsunami dan gempa yang terjadi memang cukup untuk memusnahkan dinosaurus namun gelombang kejut yang menyebabkannya akan melemah berkat lanskap planet.
Meschede mengatakan, ”Hasil kami melampaui Chicxulub. Pada prinsipnya, kita kini bisa memperkirakan seberapa besar meteorit akan menyebabkan peristiwa bencana pada Bumi.” Model ini diklaim bisa digunakan untuk memperkirakan besarnya dampak dan pengaruh besar lainnya di masa lalu Bumi.
Baru-baru ini, dilaporkan asteroid seukuran empat kali lapangan sepak bola bernama 2005 YU55 melewati antara Bumi dan Bulan. Jika benda seukuran itu menghantam bumi, akan muncul kawah selebar 4 kilometer, gempa berkekuatan 7 Skala Richter, dan tsunami setinggi 21 meter akan menyebar dalam 96,6 kilometer dari lokasi hantaman.
Namun, para ilmuwan berhasil menciptakan model baru untuk meramalkan dampak dari tabrakan yang disebut-sebut maha dahsyat itu. Hasilnya, model baru ini menunjukkan, kehancuran yang terjadi tak akan separah seperti perkiraan sebelumnya.
Para ilmuwan dari University of Munich berpendapat, prediksi sebelumnya mengenai kerusakan yang bisa terjadi mengasumsikan, Bumi akan tetap berada pada kondisinya tanpa cacat dan bulat.
Namun, bentuk bulat asli planet ini sebenarnya dipenuhi dengan puncak dan palung besar yang akan membantu meredakan gelombang seismik yang muncul. “Setelah meteorit menghantam, gelombang seismik menyebar ke seluruh permukaan Bumi seperti batu yang dilempar ke air,” papar kepala peneliti Matthias Meschede.
Bagi Bumi, perhitungan semacam ini biasanya dibuat menggunakan model yang bulat sempurna dan halus. Namun, tim ini menemukan, fitur permukaan planet ini atau bulan memiliki pengaruh besar pada gempa susulan setelah hantaman meteorit besar. “Jadi sangat penting untuk memperhitungkan faktor ini,” lanjutnya.
Tim Meschede menggunakan model buatan mereka sendiri untuk menghasilkan simulasi baru hantaman meteorit yang menyapu dinosaurus 65 juta tahun silam dan menyebabkan munculnya kawah raksasa Chicxulub yang bisa dilihat dari ruang angkasa.
Batu ruang angkasa ini memiliki massa sama dengan Mountt Everest saat ujungnya menghantam Meksiko dan ekornya masih sepanjang 10.668 meter. Batu ruang angkasa ini sendiri setara ledakan dua juta bom hidrogen.
Namun, tim Munich ini telah meremehkan efek yang akan terjadi dan mengklaim tsunami dan gempa yang terjadi memang cukup untuk memusnahkan dinosaurus namun gelombang kejut yang menyebabkannya akan melemah berkat lanskap planet.
Meschede mengatakan, ”Hasil kami melampaui Chicxulub. Pada prinsipnya, kita kini bisa memperkirakan seberapa besar meteorit akan menyebabkan peristiwa bencana pada Bumi.” Model ini diklaim bisa digunakan untuk memperkirakan besarnya dampak dan pengaruh besar lainnya di masa lalu Bumi.
Baru-baru ini, dilaporkan asteroid seukuran empat kali lapangan sepak bola bernama 2005 YU55 melewati antara Bumi dan Bulan. Jika benda seukuran itu menghantam bumi, akan muncul kawah selebar 4 kilometer, gempa berkekuatan 7 Skala Richter, dan tsunami setinggi 21 meter akan menyebar dalam 96,6 kilometer dari lokasi hantaman.
Sumber : Palingseru.com